Sabtu, 13 Agustus 2016

INDUSTRI MUSIK REKAMAN : RECORDING COMPANY


Buat kalian yang nunggu artikel lanjutan PENDIDIKAN MUSIK USIA DINI sabar dulu ya. Gw msh gali otak lbh dalam supaya artikelnya bisa lebih nambah pengetahuan dan semakin informatif buat Ibu Ibu muda yang baru punya anak. Lho koq cuma Ibu Ibu? Bapaknya mana? Bodo amat. Terserah gw donk yg nulis kan gw. Hueeekkk...
Gw itu sering banget di tanyain sama orang orang, "kenapa ngga rekaman aja? Kan enak jadi artis" atau "Iiihhh lagu kamu enak deh, kenapa ngga coba tawarin ke perusahaan rekaman aja?" Pertanyaan-pertanyaan macam ini biasa diutarakan oleh keluarga atau teman yang tau profesi kita sebagai pemusik, dan biasanya mereka ini adalah penikmat musik sejati yang ngga ambil pusing sama aransemen dll karena mereka emg gak ngerti. Yang terpenting bagi mereka adalah lagunya enak. Dan gw yakin banyak dari kalian para pembaca blog ini adalah bagian dari para penikmat musik sejati itu. 


Tujuan dari artikel ini adalah memberikan info yang sesederhana mungkin bagi kalian gimana sih sebenarnya proses untuk jadi artis yang biasa kalian lihat di TV selama ini
.

Perusahaan rekaman bahasa jawanya Recording Company itu adalah sebuah wadah yg berisi orang orang yang bekerja secara terstruktur untuk mempersiapkan dan memasarkan sebuah grup musik. Yang harus kalian inget adalah Recording Company punya tujuan profit, mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Salah gak? ya enggaklah, namanya juga orang usaha, mereka punya skill jasa dalam sebuah pembuatan produk dan juga network buat jalur pemasaran. 
Recording Company ini punya LABEL atau istilahnya mah UDAH PUNYA NAMA YANG TERDAFTAR DI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN UDAH DIKENAL PUNYA REPUTASI YANG BAIK DALAM DUNIA PEMASARAN ARTIS REKAMAN. Reputasi yang baik disini maksudnya mereka punya jaringan pemasaran yang luas. Makanya para musisi atau seniman musik lebih sering nyebut LABEL dari pada Recording Company. 

LABEL yang besar itu ya seperti yang biasa kita kenal disebut MAJOR LAZER, #eh gagal fokus lagI, MAJOR LABEL. Contoh contoh MAJOR LABEL itu kya SONY MUSIC INDONESIA, AQUARIUS MUSIKINDO, NAGASWARA, dll. Udah jelas sebagai perusahaan besar yang punya jaringan pemasaran yang luas, biaya produksi sebuah album di MAJOR LABEL itu besar. Karena biasanya mereka yang tanggung semua biaya rekaman dan biaya produksi meliputi bayar sewa spot di TV supaya band kalian bisa tampil di acara macam DAHSYAT untuk promosiin lagu kalian. Buat bayangan aja, Untuk merekam satu lagu di studio dengan standar audio yang baik (enak di talingo para penikmat musik) itu bisa menghabiskan dana minimal 10 juta rupiah. Hah? koq mahal banget? hahahaha... emang segitu biayanya kalo mau dapetin hasil yang baik. Pernah beli software windows yang ori gak? mahal kan? software rekaman yang ori itu muahalnya minta ampun. Belum lagi Mixer dan perintilan macam microphone khusus rekaman itu ngga kya yang biasa dijual di toko online yang harganya 1,5 jutaan. BIG NO! Kalo kalian mau punya hasil rekaman yg ciamik itu minimal kalian punya Microphone yang harganya 10 jutaan ke atas. Makanya biaya sewa studio yang bagus buat rekaman itu mahal. MAKANYA JANGAN PIKIR JADI ARTIS YANG KYA LO LIAT DI TV ITU BIAYANYA MURAH DUL!!!. WKWKWKKWKW.Itulah sebabnya MAJOR LABEL itu jadi ibaratnya tipe cewek yang "pemilih"banget nyari cowok. Karena mikirin masa depan nih calon artis punya potensi yang bikin profit bagus buat mereka apa ngga. Buat apa keluar duit sampe 500 juta kalo profitnya cuma 10-20 juta? Minimal harus untuk 2 kali lipatnyalah, kan musti gaji karyawannya juga oncoom!!

Wait, tapi sebenrnya ada jalan lain buat kalian yang mau jadi artis, Karena selain MAJOR LABEL, ada lagi yang disebut Independent Label atau pendeknya INDIE LABEL. Secara garis besar INDIE LABEL itu adalah perusahaan rekaman kecil yang artinya budget produksinya disesuaikan dengan kemampuan. Ucet kyanya bahasa gw kealusan yak..hehehe.. nah, buat kalian yang kurang suka musik keras macam METAL, GRINDCORE, atau semacamnya yang isinya cuma teriak-teriak marah marah, seharusnya kalian berterima kasih sama mereka. Kenapa? Karena awalnya merekalah yang bikin jalur Independent bisa hidup seperti sekarang. Makanya dulu kita sering nyebut mereka band underground, penyebutan istilah itu sebenarnya bukan untuk musiknya tapi justru karena mereka berhasil untuk tetap berkarya dan hidup sebagai musisi walau tanpa masuk TV atau lebih jelasnya ngga lewat jalur MAJOR LABEL, makanya dibilang band underground, kya hidup dibawah tanah, bagi kita yang ada diatas tanah, ngga pernah liat mereka exist, tapi sebenarnya ada.


Gimana cara band underground ini hidup, bertahan, bahkan punya basis masa yang luar biasa? yaaa lewat jalur independent. Mereka produksi sendiri albumnya, jualan model door-to-door, bikin basis nongkrong yang asik buat komunitas musik mereka. Sistem ini nyatanya berhasil dan akhirnya ditiru sama genre musik yang lain. Cuma kalian gak perlu khawatir, cara INDIE LABEL jaman sekarang udah ngga kya dulu yang masih underground bgt. Gile lo ndro! jaman udh edan, ada YouTube, lo bisa promosiin sendiri band lo secara gratis disana. Dan banyak social media macam Facebook, Twitter, atau Instagram yang bisa kalian pake buat jualan band kalian secara independent.

Nah, sekarang udah kebayang lah ya sedikit soal Recording Company. Nanti kapan kapan kita bahas soal kiat kiat gimana caranya supaya bisa bikin album melalui proses INDIE LABEL. Sampe sini dulu deh, gw mau ngopi dulu. Kalo ada yang mau nanya silakan masuk di kolam renang, eh kolom komentar maksudnya. Ciaoooo....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar bebas asal sopan ya..